April 16, 2010

Ano Shoujo #one

   Seberkas cahaya keluar dari lampu blitz kamera yang dibawa oleh Reza. Gambar seorang gadis muncul beberapa saat setlah ia memperhatikan layer kameranya. Reza tertegun sesaat. Sudah beberapa hari ini gadis itu terlihat merenung di barisan pagar dermaga tua, tempat Reza biasa mengambil foto sunset dan pemandangan indah disekitarnya atau sekedar menenangkan diri sambil menikmati pemandangan. Reza sendiri bingung harus berbuat apa. Ia lebih memilih mengamati gadis itu dari jauh, tepatnya dari layer kamera yang selalu menemaninya.


   Gadis misterius itu terlihat manis, seperti kebanyakan gadis Jepang lainnya. Rambut hitamnya lurus, dengan ujung yang dibuat sedikit bergelombang. Poni halusnya dibiarkan menutupi alis, dan mata bundarnya selalu terlihat sayu. Entah hal apa yang membuatnya begitu murung. Reza semakin penasaran.


   Reza melirik Rolex silver di tangan kirinya. Itu adalah hadiah ulang tahun dari pamannya beberapa tahun lalu. Sudah lewat jam lime sekarang. Entah mengapa, melihat gadis itu membuat Reza melewatkan sunsetnya hari ini. Hanya awan merah yang tersisa di atas garis lurus pemisah antara langit dan samudra. Akhirnya, Reza memutuskan untuk mengambil gambar gadis itu sekali lagi.


   Reza tersenyum. Ini adalah foto terbaiknya. Wajah gadis itu sangat anggun bila dicocokkan dengan langit ungu berhias awan merah dan beberapa titik bintang. Tapi ada yang menarik perhatian Reza dari foto itu. kilauan cahaya dibawah mata sayunya. Setelah beberapa saat, barulah Reza sadar kalau itu adalah setitik air mata. Reza mengangkat kembali kepalanya dan melihat kearah gadis yang sudah dar tadi menatap kearahnya. Suasana yang mulai gelap mungkin membuat lampu blitz-nya terlihat jelas dimata gadis itu. Reza mati langkah.


   Walaupun jarak mereka cukup jauh. Tapi Reza bias menebak kalau gadis itu sangat marah. Terlihat jelas dari wajahnya yang belum berpaling sedikitpun dari tempat Reza berpijak. Reza semakin bingung. Bisa saja ia berbalik lalu pergi dan menghilang dalam sekejap. Tapi hal itu tak mungkin dilakukannya di negri orang. Apalagi terhadap seorang gadis manis yang bahkan belum ia kenal. Tapi, ia harus teap melakukan sesuatu.


   Reza memberanikan dirinya dan mulai memantapkan kakinya untuk melangkah kedepan. Sambil masih terus memikirkan basa-basi apa yang harus diucapkannya sebelum minta maaf. Reza kembali melirik Rolex-nya. Hawa dingin Jepang sepertinya tak mampu membendung keringat dingin yang tiba-tib mulai keluar di pelipisnya. Reza menyapunya dengan syal yang membalut lehernya, kemudian berhenti beberapa langkah didekat gadis itu berdiri.


   Reza kembali tertegun. Gadis itu secara langsung terlihat lebih manis dari yang di foto. Jalan air dikedua sudut matanya pun terlihat lebih jelas. Reza merasa semakin bersalah dengan ulahnya yang tak lebih dari seorang paparazzi. Ia mencoba untuk meminta maaf.


     " Ano sumimasen… maigogo koko ni anata o mite… sore yue ni… netsubou naru…" ucapnya dengan senyum kaku. Reza membuka tas pinggangnya dan mengeluarkan beberapa lembar foto yang diselipkan di Diary-nya.


     " Honto ni koukai shita... " Reza menunduk, itu adalah sikap sopan yang dipelajarinya dirumah. Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri untuk menyerahkan lembaran foto itu.


     " Plak... !! " Reza sama sekali tak menduga respon yang tiba-tiba seperti itu. Tapi ia tau kalau ia pantas menerimanya. Tamparan lumayan keras itu membuatnya terus menghadap ke kanan. Gadis itu berlalu tanpa komentar. Reza memegang pipinyta yang masih terasa panas, kemudian mengambil gambar tempat dimana gadis itu berdiri lalu melangkahkan kakinya kembali ke apartemen. Langkahnya terasa berat.

TO BE CONTINUED......

2 comments:

Ferdinand said...

Haha....jadi pnasaran sama lanjutannya pasti artinya salah tuh sama yg harusnya diucapin wkwkwkw.....D'tgu Lanjutannya Sob...

Chax said...

Hoo... lagi dlm proses sob... ni juga lagi nunggu koreksian dari tmn2....^^